Mimpi Hari Ini Adalah Kenyataan Esok Hari---------------------. Kita Adalah Da'i Sebelum Menjadi Apapun------------. Jangan Pernah Lelah sampai Kelelahan Itu sendiri Kelelahan Mengejarmu----------------

Selasa, 08 Februari 2011

Mahasiswa [K]Udu Bangsa Kera

Oleh: Teguh Estro*

“...Mereka bangga kalau kelompok geng nya adu jotos, menganiaya sampai ‘membakar’ atribut kelompok lain. Na’udzubillahi min dzalik…!”

Manusia berasal dari bangsa kera ! Kesimpulan yang kejam itu tertuang dalam pemikiran kaum Darwinisme ribuan tahun lalu. Mereka berpendapat antara kera dan manusia sama-sama berasal dari jenis phrymata. Manusia merupakan bagian dari proses Evolusi bangsa phrymatha. Hal tersebut ditandai dengan perubahan volume otak, bentuk rahang, tinggi kerangka, hingga perubahan pola hidup. Tentu saja hal tersebut menyulut amarah banyak umat manusia. Siapa sih yang mau disamakan dengan mahluk berekor panjang nan berbulu lebat tersebut. Lihat saja betapa ‘cakep’nya Karim Benzema (bintang Real Madrid FC) tentu saja tidak akan mau disamakan dengan seekor kera.

Salah satu dari sekian banyak kelebihan manusia dibandingkan kera adalah kemampuan Nalar kritis manusia. Masih ingatkah bagaimana ‘cerewet’nya Ibrahim a.s ketika masih kecil. ia bertanya kenapa harus menyembah patung yang dibuat oleh bapaknya sendiri. Ia bertanya-tanya dimana Tuhannya. Dan sampai saat ini belum ada kera semodern apapun yang pernah mempertanyakan siapa Tuhannya. Atau setidaknya mempertanyakan kenapa kera selalu makan pisang. Kalaupun ada mungkin itu hanya ada di Film ataupun Sinetron.

Kaum Filosof sering mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berpikir. Mungkin secara sederhana bisa saja seperti itu. Maksudnya secara fisik manusia dan hewan memiliki beberapa kesamaan. Karena manusia juga memiliki dimensi ke-binatang-an. Yakni hasrat untuk bertahan hidup, mencari makan, sakit, reproduksi dll. Dan sekali lagi hal mendasar yang membedakan antara manusia dan hewan adalah Nalar kritis mereka, kemampuan berpikir brilian. Jadi kemungkinan yang disebut oleh mas Darwin sebagai keturunan kera itu adalah mereka yang kehilangan nalar kritisnya. Karena terkadang manusia justru terjebak dalam rutinitas yang juga merupakan rutinitas yang dilakukan kera. Semisal hidup hanya diisi dengan makan, tidur, berkembang biak dan berkelahi cakar-cakaran. Kera tidak akan pernah mendapat gelar pemikir apalagi cinta akan ilmu pengetahuan.

Mahasiswa, nah sekarang kita membicarakan mahasiswa. Dalam tradisi mahasiswa ada yang disebut dengan mimbar diskusi. Dimana mahasiswa dipersilahkan untuk mengemukakan aspirasinya. Biasanya di dalam kelas mahasiswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi ilmiah sebebas-bebasnya. Walaupun masih ada juga beberapa dosen yang masih memaksakan pendapat mereka, menjejali mahasiswa dengan hafalan-hafalan dan teori-teori yang tidak implementatif. Sehingga wajar jika beberapa mahasiswa ada yang ‘gelisah’ (baca: tidak puas) dengan apa yang mereka dapat di kelas. Itulah mahasiswa, ia tidak pernah puas dengan ilmu pengetahuan, selalu ingin tahu dan resah jika ada sesuatu yang mengganjal dari ilmu yang ia pelajari. Inilah yang membedakan Mahasiswa dan kera. Beda banget…!

Adakah mahasiswa yang sekaligus ‘kera jadi-jadian’ ? maksudnya, adakah Mahasiswa tetapi tetap saja melakukan rutinitas yang persis seperti kera. Semisal hidup hanya diisi dengan makan-makan. Mereka hanya asyik hunting jenis makanan dari satu warung ke warung yang lainnya. Atau ada juga mahasiswa yang hobi tawuran keroyokan persis sekali seperti kera kalau berkelahi cakar-cakaran. Mereka bangga kalau kelompok geng nya adu jotos, menganiaya sampai ‘membakar’ atribut kelompok lain. Na’udzubillahi min dzalik…!

Siapapun diantara kita tidak ada satupun yang mau disamakan dengan kera. Siapapun pembaca yang budiman pasti sangat bangga disebut sebagai insan pecinta ilmu pengetahuan. Terutama di dunia kampus yang menjadi gudangnya teori-teori keilmuan. Maka carilah, ikatlah dan ajarkanlah ilmu yang ada. Maka berkoarlah sekencang mungkin di dalam kelas, maka jadilah aktivis handal di Organisasi. Maka berdiskusialah tentang apa saja, maka tanyakanlah tentang kenapa. Maka pintalah kepada Rabb agar bisa menjadi mahasiswa ‘tulen’ yang gila akan ilmu pengetahuan bukan menjadi kera jadi-jadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

------------------------------------------------------------------------------------------------